Reporter: Liq
Sumenep, suaraindonesia-news.com – Samina (60) salah satu PKL Taman Bunga asal Kapanjin yang dipindahkan ke Lokasi lapangan Giling Sumenep terpaksa harus membersihkan lokasi jualannya setiap hari dari air bah dan lumpur.
Dari pantauan suaraindonesia-news.com, tidak hanya lokasi juakannya, bahkan barang dagangannya juga ikut tergenang air bah, sehingga dirinya mengelus dada dan bersabar.
“Iya mau gimana lagi mas, wong ini sudah keadaannya,” pasrah penjual rujak ini, Senin (18/07/2016)
Ia menambahkan untuk menempati di area dalam, dirinya tidak termasuk dalam pendataan yang dilakukan oleh Pemkab setempat, dan dari itu dirinya menempati samping kantor kecamatan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Marie (51) asal Karduluk yang berjuakan Kopi sebelumnya diareal taman bunga.
“Untuk mencari nafkah buat keluarga mas, meskipun harus membersihkan lumpur sebelum berjualan tiap hari iya kami lakukan,” terangnya.
Marie menambahkan, lokasi yang ditempati saat ini memang memprihatinkan, namun apa boleh buat jika sudah keputusan dari pemkab setempat untuk merelokasi PKL dari Taman Bunga ke lokasi lapangan Giling yang becek.
