SMKN 1Driyorejo Diduga Jual Beli Bangku Kosong

oleh -255 views

Reporter: Adhi

Surabaya, 02/08/2016 (Suaraindonesia-news.com) – Jual beli bangku kosong sudah menjadi rahasia umum saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Praktik yang terjadi tiap tahun ini tampaknya sudah mengakar di beberapa sekolah. Akibatnya, praktik itu mengurangi kuota peserta didik.

Tentu hal ini membuat orangtua dan siswa yang gagal mendaftarkan ke sekolah tujuan harus menelan kekecewaan, Bagaimana tidak, setelah berjibaku dengan Ujian Nasional (Unas), dia harus dihadapkan dengan sulitnya mendapatkan bangku di sekolah jenjang berikutnya. Setidaknya kondisi ini diduga terjadi di SMKN 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur.

Menurut informasi yang didapat, praktik “jual-beli” satu kursi di sekolah yang terletak di Jl Utama Kota Baru Driyorejo Gresik ini dipatok mulai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per siswa. Bahkan, sejumlah informasi menyampaikan masih terjadi praktik “titipan-titipan” dari pejabat-pejabat agar anak atau saudaranya dapat masuk tanpa melalui PPDB online.

Salah satu orangtua siswa yang tak bisa menahan kekecewaan ialah Ny Slt. Wanita paruh baya yang tinggal di Kawasan Perumnas Kota Baru Driyorejo ini mengaku sistem pendaftaran yang diterapkan saat ini tidak menjamin pihak sekolah tidak berbuat curang.

Dengan gamblang dia menegaskan, SMKN 1 masih menawarkan jatah kursi kepada calon siswa. Tengara itu muncul tatkala Ny Slt mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut dan mengikuti tes.

Ny Slt mengakui, anaknya gagal tes masuk SMKN 1 Driyorejo. Namun yang membuat dia kecewa ialah ada siswa lain yang gagal tes masuk, tetap diloloskan oleh pihak sekolah.

Menurutnya, anak 4 anak yang namanya dicoret karena tidak lolos tes. Namun diketahui belakangan anak tersebut masuk sekolah.

“Tenyata mereka bayar Rp 4 juta -Rp. 5 juta ke pihak sekolah,” ungkap Ny Slt.

Menurutnya, Kalau tahu bisa menyogok begitu, saya pun mau membayar. Tapi sekarang sudah tutup dan tidak bisa dilobi lagi.

Selain diterpa isu ‘jual-beli’ bangku kosong, sekolah yang dipimpin Suyono ini juga disorot terkait dengan adanya penarikan biaya gedung.

“Semestinya penarikan uang gedung tidak ada dan tidak dibenarkan,” kata LSM Foker, Purwanto saat dikonfirmasi.

Purwanto tidak menampik, jika dia juga menerima informasi tentang ‘jual-beli’ bangku kosong dan penarikan uang gedung di SMKN 1 Driyorejo. Saat ini pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari para saksi dan bukti guna pelaporan ke pihak terkait, seperti Kejari Gresik.

Sementara, saat dikonfirmasi di kantornya, Kepala SMKN 1 Driyorejo, Suyoni, sedang berada di luar kantor.

“Sedang rapat di Gresik kota,” kata seorang guru SMKN 1 Driyorejo.

Tinggalkan Balasan