Miris, Pemkab Lumajang Abaikan Situs Biting Sebagai Simbol Kejayaan Kota

oleh -304 views
Salah satu situs yang berada di Biting Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang

LUMAJANG, Jumat (15/12/2017) suaraindonesia-news.com – Situs Biting merupakan bekas ibu kota kerajaan Lamajang Tigang Juru yang juga menjadi simbol kota kuno yang masih tersisa dari jaman klasik (sebelum 1500 masehi), namun kepedulian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang masih minim.

Menurut Ketua Yayasan Masyarakat Peduli
Peninggalan Majapahit Timur (MPPM TIMUR), Mansur Hidayat, S.S M.M kepada media mengatakan kalau dirinya sangat miris melihat ketidakpedulian Pemkab Lumajang untuk melestarikan simbol kota Lumajang ini.

“Situs yang di dalamnya di temukan bekas taman sari atau pemandian maupun percandian, yang di kelilingi pagar benteng setebal 2,1 meter dengan panjangnya hampir 8 kilometer tersebut merupakan proto- type “Benteng Nusantara” satu-satu nya di Indonesia,” katanya dengan bangga kepada wartawan.

Dalam perjalanannya, menurut Mansyur, bahwa Situs Biting ini yang sebekumnya sudah terkubur tersebut, di temukan dan diangkat kembali dalam khasanah Cagar Budaya oleh Balai Arkeologi Yogyakarta.

“Jadi mereka dari Yohlgyakarta yang melakukan penelitian intensif pada tahun 1982-1991. Namun pada tahun 1996-2014, di atas situs ini di bangun perumahan yang merusak keberadaan situs tersebut,” jelasnya.

Baru pada tahun 2010, dikatakan Mansyur jika Lembaga Swadaya Masyarakat bernama Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur (MPPM Timur) bersama dengan mahasiswa, pelajar, pemuda maupun masyarakat bahu-membahu melawan perusakan tersebut dan berhasil menghentikan perusakan perumahan pada tahun 2014 lalu.

“Paska berhentinya pembangunan perumahan berbagai pihak menyatakan diri dan bangga maupun turut serta melestarikan Situs Biting sebagai simbol kejayaan Lumajang di masa lalu,” bangganya lagi.

Bahkan, kata Mansyur saat ini Pemkab Lumajang setiap “Hari Jadi Lumajang” mengadakan perayaan besar-besaran misalnya dengan mengadakan kegiatan seperti “Lamajang Zaman Djoeloe”, kegiatan otomotif dengan nama Arya Wiraraja sampai pada ziarah ke petilasan Arya Wiraraja di Situs Biting.

Baca Juga: Bumi Lumajang Diruwat, Agar Lebih Makmur dan Sejahtera 

“Namun demikian yang dilakukan pemerintah Kabupaten Lumajang tersebut kurang menyentuh esensi terhadap pelestarian maupun pengembangan Situs Biting sebagai simbol sejarah Lumajang,” ujarnya.

Beberapa catatan penting tentang kurangnya perhatian pemerintah Kabupaten Lumajang terhadap Situs Biting, seperti pertama, sampai sekarang Situs Biting tidak pernah di anggarkan dalam hal pelestariannya misalnya dengan adanya anggaran untuk penelitian dan ekskavasi sehingga benteng yang terkubur bisa dimunculkan kembali dan di ketahui oleh publik Lumajang.

“Hal ini sangat penting terutama untuk dunia pendidikan sebagai pembelajaran kepada siswa maupun kalangan terpelajar tentang masa lalu kerajaan Lamajang Tigang Juru. Disamping itu kepada khalayak umum hal ini juga sangat penting karena dapat menimbulkan rasa bangga masyarakat terhadap sejarah kotanya. Sebagai catatan anggaran pemerintah untuk membuat event “Lumajang Zaman Doeloe” mencapai 1,8 milyar rupiah, namun untuk Situs Biting sendiri belum ada dana yang di gelontorkan. Pembangunan yang di lakukan di Kawasan Situs Biting sendiri sampai saat ini masih dilakukan oleh kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat dan pihak swasta mulai dari toilet umum sampai pembenahan petilasan,” bebernya.

Yang kedua, kata Mansyur bahwa sampai sekarang tidak ada kegiatan signifikan dalam bidang kebudayaan maupun kesenian yang dilakukan pemerintah Kabupaten Lumajang di Kawasan Situs Biting.

“Hal ini sangat ironis mengingat salah satu cara untuk mengingatkan masyarakat secara langsung terhadap masa lalu nya adalah dengan cara “kunjungan Situs” secara langsung. Hal ini sangat berbeda dengan Kabupaten Mojokerto yang melakukan berbagai kegiatan seni dan budaya yang berhubungan dengan Majapahit di Situs Trowulan secara langsung,” tambahnya.

Ketiga, menurut Mansyur lagi, bahwasannya sampai sekarang “Promo” yang dilakukan oleh Pemkab Lumajang terkait Situs Biting maupun situs-situs bersejarah di Lumajang sangat minim meskipun sebenarnya tidak harus menggunakan anggaran yang besar.

“Kita bisa melihat di “Videotron” yang di pasang di berbagai tempat misalnya Adipura, Kantor Bupati maupun Pendopo tidak pernah memunculkan Situs Biting sehingga lebih di kenal oleh masyarakat.

Disamping itu sampai sekarang “Rambu Petunjuk Lalu Lintas” yang berkaitan dengan Situs Biting apalagi situs-situs bersejarah lainnya masih minim dan terkesan tidak ada.

“Menurut catatan kami, hanya ada 1 petunjuk jalan tentang Situs Biting dengan ukuran kecil yang ada di jalan Sukarno Hatta, padahal seharusnya petunjuk jalan tentang Situs Biting tersebut di letakkan di berbagai macam lokasi dan jalur-jalur strategis,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang tidak dapat dihubungi melalui ponselnya.

Reporter: Afu

Editor: Supanji

Tinggalkan Balasan