Datangnya Garam Impor Tak Buat Petani Garam Pamekasan Resah - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaTeknologi

Datangnya Garam Impor Tak Buat Petani Garam Pamekasan Resah

×

Datangnya Garam Impor Tak Buat Petani Garam Pamekasan Resah

Sebarkan artikel ini
IMG 20170811 173658
Foto: Petani Garam Pamekasan, Madura, Jatim. (Foto: Mai/SI)

PAMEKASAN, Jumat (11 Agustus 2017) suaraindonesia-news.com – Guna menanggulangi kelangkaan garam yang terjadi di Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mengimpor garam dari luar negeri.

Namun, kedatangan garam impor tersebut, tidak membuat para petani yang selama ini menjadi lumbung produksi garam menjadi resah, termasuk juga di Kabupaten Pamekasan.

Pasalnya, kedatangan garam impor dari Australia tersebut hanya merupakan garam industri, sedangkan garam yang diproduksi petani merupakan garam untuk kebutuhan konsumsi. Baca Juga: Bapak Cabuli Anak Kandungnya, Kini Hamil Lima Bulan

“Memang harga garam sekarang sudah mulai turun, dari Rp. 3.500 menjadi Rp. 2.000 – 2.500 per kilogramnya,” jelas Agus Sumantri selaku pelaku garam, Jum’at (11/8).

Baca Juga :  Kornas TRC PA Apresiasi Polres Indramayu Respon Cepat Kasus Dugaan Persetubuhan Terhadap Anak

Menurutnya, turunnya harga garam dipasaran bukan disebabkan oleh datang garam impor, namun dikarenakan para petani sedang banyak yang panen.

“Namun kami berharap, harga garam petani sekalipun sedang musim harga tetap stabil berkisaran Rp. 1.000 – 1.500 per kilogram,” harap Agus.

Harapan Agus Sumatri ini juga diamini oleh petani garam lainnya, seperti Amiril yang mempunyai lahan garam di daerah Kecamatan Galis.

Sebagai petani garam Amiril mengatakan, kedatangan garam impor yang dilakukan pemerintah selama ini memang wajar saja, karena untuk menutupi kekurangan garam secara nasional.

“Namun garam impor itu jangan sampai mengganggu pasar garam lokal, terutama bagaimana produsen garam olahan bisa bekerja secara efisien, hingga masuk kepasar dengan harga yang tepat dan membeli garam rakyat dengan harga yang wajar,” katanya.

Baca Juga :  Babinsa Sana Tengah Imbau Warga Aktif Jaga Kondusivitas Wilayah

Lebih lanjut, Amiril berharap pemerintah, petani dan pabrik garam olahan nantinya mau bekerja sama mengatur keadaan supaya saling menguntungkan. Kedatangan garam impor memang akan sedikit menurunkan harga garam lokal, karena harga garam yang sekarang terjadi bukan harga yang wajar.

“Harga garam yang wajar itu berkisaran Rp. 1.000 – 1.500 per kilogramnya, kurang dari itu petani rugi, lebih dari itu konsumen uang akan mengeluh,” tandas Amiril. (My/it).